Resensi Buku
Hikmat Israr Menyusun Nan Taserak
|
Judul
|
:
|
Nan Taserak, Seputar Tambo dan Perjuangan Rakyat Lima
Puluh Kota
|
|
Penulis
|
:
|
Hikmat Israr
|
|
Penerbit
|
:
|
Budaya Media Bandung
|
|
Edisi
|
:
|
Ke-II (cetak
ulang) Tahun 2015
|
|
Hal
|
:
|
xiv + 154
|
Buku yang mengupas tentang Kabupaten
Lima Puluh Kota relatif masih langka, meskipun Luhak Nan Bungsu itu menyimpan
banyak sejarah dan kaya akan peristiwa-peristiwa penting. Daerah ini juga telah melahirkan banyak
tokoh-tokoh yang telah mengukir sejarah yang menentukan perjalanan bangsa yang
dikenal di tingkat lokal dan Nasional, tapi juga belum banyak yang dituliskan
biografinya. Salah seorang yang sangat peduli
dengan sejarah Luhak Lima Puluh Kota ini adalah Hikmat Israr, anak rang
Payakumbuh asli yang kini berkarir sebagai prajurit TNI-AD di Dinas Sejarah
Angkatan Darat (Disjarahad) Bandung dengan pangkat terakhir Letnan Kolonel. Kimat panggilan akrabnya, yang lahir dan
dibesarkan di Kota Batiah, telah menuliskan sebuah buku sejarah Lima Puluh Kota
yang berjudul Nan Taserak. Maksudnya
buku ini telah menyatukan seputar tambo dan perjuangan rakyat yang selama ini
tercerai berai letaknya.
Buku ini pertama kali
diterbitkan pada 2009 yang mengupas secara lugas tentang berbagai hal di daerah
tersebut. Penulisnya mengupas tentang
asal usul masyarakat Lima Puluh Kota versi tambo dan versi-versi lainnya. Kemudian dibahas pula asal mula masuknya
agama Islam dan sejarah tentang Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
yang terjadi di Lima Puluh Kota. Secara
runut penulisnya juga mengupas tentang Lima Puluh Kota di era Perang Paderi,
era penjajahan Belanda, era penjajahan Jepang dan masa awal kemerdekaan tahun
1945. Menariknya buku ini disajikan
dengan gaya bahasa yang santai, ringan sehingga enak dibaca. Banyak berita dan catatan sejarah yang
tercantum, juga ada beberapa foto, gambar dan dokumen-dokumen tertulis sehingga
pembaca jadi kaya informasi.
Ternyata Hikmat Israr yang
telah mengikuti beberapa kali operasi TNI-AD, yaitu dua kali di Timor-Timur,
Aceh dan Ambon ini adalah seorang penulis handal. Kimat telah menulis lebih dari dua puluh buah
buku, terutama buku-buku biografi para jenderal, kisah di medan perang serta
pengalamannya selama mengikuti kegiatan operasi TNI-AD. Di samping itu Hikmat yang pernah bertugas di
Kostrad, Kodam Siliwangi dan Kodam Patimura juga pernah bertugas di Dinas
Pembinaan Mental Angkatan Darat (Disbintalad) sehingga banyak pengalaman yang
bisa dituangkannya dalamtulisan dan buku.
Buku Nan Taserak ini juga
mengupas terbentuknya BKR dan TNI di Lima Puluh Kota, juga tentang terbentuknya
Barisan Sabilillah dan sejarah perjuangan Pemerintah Darurat Republik Indonesia
(PDRI) di daerah tersebut. Maka buku ini
perlu dibaca dan dimiliki oleh seluruh pelajar, mahasiswa, para pejabat, ASN,
pengurus organisasi, wali nagari dan bahkan oleh seluruh masyarakat Kabupaten
Luhak Nan Bungsu. Apabila ingin tahu
banyak tentang Lima Puluh Kota, maka bacalah buku ini ! Akhirnya akan timbul rasa sayang dan cinta
terhadap daerah ini. (Alfian Jamrah).

Assalamu'alaikum pak, Awak anak mudo dari suliki, sangat tertarik samo buku apak, dima bisa di bali buku apak
BalasHapus